Rabu, 14 Desember 2016




TOL BECAKAYU
( BEKASI-CAWANG-KAMPUNG MELAYU)

Kali ini saya akan menceritakan sedikit tentang kunjungan pertama saya pada lokasi proyek konstruksi pembuatan jalan tol. Tol ini adalah…
Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) yaitu jalan tol berkonstruksi layang yang dibangun di atas sungai Kalimalang di kota Jakarta Timur dan Bekasi untuk mengurai kemacetan di sekitar Kalimalang. Jalan tol ini dimulai pembangunannya pada tahun 1996 oleh PT Kresna Kusuma Dyandra Marga, namun terhenti dua tahun kemudian akibat krisis moneter yang melanda. Jalan tol Becakayu menelan biaya investasi Rp 7,2 triliun, biaya konstruksi Rp 4,785 triliun, biaya pembebasan tanah Rp 449 miliar, dan masa konsesi 45 tahun (sejak SPMK). Investor dan pengelola Tol Becakayu adalah PT Waskita Toll Road, anak usaha dari PT Waskita Karya (persero) Tbk yang memegang 60 persen saham PT Kresna Kusuma Dyandra Marga. Jalan tol ini dikabarkan akan selesai tahun 2017.


 Dalam kunjungan saya kali ini tepatnya, Selasa 6, Desember 2016. Saya beserta tim sudah menyiapkan beberapa pertanyaan yang akan kami ajukan kepada salah satu penanggung jawab dari proyek jalan tol ini. Tidak lama setelah tiba di pengerjaan proyek konstruksi yang sudah hampir rampung ini kami bertemu salah satu penanggung jawab proyek konstruksi yaitu Bapak Niko, beliau adalah mandor yang merupakan penanggung jawab proyek Tol dari awal/ perintisan hingga terselasaikannya proyek ini nanti.

Karena ketertarikan kami dengan proyek Tol ini sendiri tanpa banyak basa-basi kami langsung menanyakan beberapa hal yang menyangkut tentang Tol BECAKAYU ini. Setelah menanyakan beberapa hal. Pak Niko sebagai penanggung jawab langsung menjelaskan awal pembuatan jalan tol Becakayu dimana sebenarnya awal perintisannya dimulai pada masa Orde baru, sekitar tahun 1994-1997, namun kemudian mangkrak dan tidak dilanjutkan akibat krisis moneter, dan kemudian dilanjutkan kembali pada era kepemimpinan Presiden Jokowi pada tahun 2014 dimana PT.WASKITA KARYA sebagai kontraktor utama yang memegang proyek ini. Tidak luput dari pertanyaan yang kami ajukan mengenai anggaran dana, ternyata anggaran biaya yang dikeluarkan cukup besar yaitu 5,7 Triliun Rupiah, dimana yang keseluruhan biayanya didanai oleh APBN.

Bagian Tol yang hampir rampung.
Sempat berganti konsultan dimana awal pembangunan Tol dipegang oleh Buana Arsikon, dan setelahnya dipegang oleh Delta Konstruksi. Desain awal dari jalan Tol Becakayu sendiri di review pada tahun 2006 namun kemudian di review ulang lagi pada tahun 2008, dan karena review itu Tol ini banyak menggunakan (melanjutkan)/ mayoritas Desain Plan dari review 2008. Jalan Tol Becakayu ini berencana akan diresmikan pada maret 2017 sepanjang 8 KM  di bagian sisi selatan kalimalang dari panjang keseluruhan 25 KM dimana terdiri dari sisi utara dan selatan yang masing masing memilik panjang 12,5 KM, Serta memiliki lebar 13 m.

   
Bagian tol dalam proses pengerjaan. 
Lanjut membahas tentang beberapa kendala yang sering terjadi saat pembuatan proyek konstruksi, yang pada umumnya hampir semua proyek konstruksi pasti memiliki masing-masing kendala. Kali ini Tol Becakayu memiliki beberapa kendala seperti pembebasan lahan yang sering dialamami proyek infrastruktur lainnya, kemudian banyak terjadi review-review desain dan kendala dari pihak kelurahan RT/RW yang meminta sosialisasi dari pihak penanggung jawab mengenai proyek Tol ini. kemudian dampak dari lingkungan sekitar dari proyek tol Becakayu ini walaupun belum ada laporan keluhan masyarkat yang masuk namun, pasti sangat dirasakan oleh masyarakat sekitar dimulai dari dimulainya kembali pengerjaan pondasi yang mandek ditahun 2014, disaat itumulailah banyak bahan bahan material pembuat jalan tol diturunkan ke lokasi proyek konstruksi, dan hal tersebut sebenarnya membuat badan jalan menjadi sempit, yang kemudian menyebabkan macet, jalanan menjadi banyak yang rusak dan berlubang, bila sedang hujan jalan raya kalimalang akan menjadi kotor karna air hujan yang turun bercampur pasir, debu dimana-mana dan yang terakhir, pohon pohon yang besar yang sedari dulu tumbuh di sepanjang pinggiran jalan raya kalimalang harus ditebang dan membuat jalan terlihat panas dan gersang.
inilah salah satu resiko kami sebagai orang teknik sipil yang harus mengerjakan suatu proyek infrastruktur yang pasti akan memiliki dampak besar bagi lingkungan sekitar dan tidak lupa juga harus bisa meminimalisir keluhan warga sekitar yang terkena dampak dari pembangunan infrastruktur tersebut, serta mengembalikan lingkungan yang telah berubah saat pengerjaan proyek infrastruktur.

Pertanyaan terakhir yang kami ajukan adalah peran pemerintah terhadap proyek Tol kali ini, “peran pemerintah ya paling seperti mengawasi, dan nanti yang akan meresmikan dari pihak pemerintah, kalau sosialisasi, kita harus sosialisasi ke pihak pihak yang terkait, mulai dari RT, RW, Lurah, Camat, Polsek setempat serta Koramil, dan Polsek juga ada 2 pihak, karena tol ini melewati 2 provinsi yang berbeda, yang pertama dari Kota Bekasi dan yang kedua dari Kota Jakarta Timur”. Ujar beliau.

Dalam percakapan kami yang cukup singkat dan dalam kategori yang santai,kami sempat berbincang mengenai kepribadian kami serta beliau sempat mengajari kami tentang bagian bagian dari sebuah bangunan Tol yang merupakan pembelajaran yang sangat penting mengingat kami adalah mahasiswa Teknik Sipil.

Itulah tadi sedikit tulisan saya mengenai Proyek jalan Tol Becakayu dan saya akan menambahkan beberapa gambar  bangunan Tol yang hampir rampung yang saya dapatkan saat sedang berada disana.




                            

Salam Sipil!